Salah satu yang memperbolehkan orang membatalkan puasa Ramadhan adalah bepergian, tapi apakah membatalkan puasanya itu dengan bersetubuh (jima')? dalam kitab Kifayatul Akhyar ada keterangan begini:
وقولنا آثم به احترازا عن المسافر فيما إذا
جامع نية الترخص فإنه لا يأثم وكذا بغير نية الترخص على الصحيح لأن الإفطار مباح
له فيصير شبهة في درء الكفارة.(كفاية الأخيار.ج: 1 .ص:211)
Artinya:
"dan ucapanku aatsimun bihi mengecualikan orang bepergian yang berjima' (bersetubuh) dengan niat mengambil kemudahan dari syara' maka dia tidak berdosa, begitu juga tanpa niat mengambil kemudahan dari syara' menurut qoul shohih karena membatalkan puasa baginya boleh sehingga bisa menjadi seperti penolak kafarot"
dari keterangan kitab tersebut bisa kita simpulkan bahwa membatalkan puasa dengan jima' (bersetubuh) ketika bepergin diperbolehkan dan tidak harus membayar kafarot jima'. والله أعلم
0 komentar:
Post a Comment