
Pertanyaan:
Adakah dalil
atau dasar yang shahih baik dari hadits atau qoul ulama’ mengenai Tahlil Fida’
(Fida’an) tersebut ?
Jawaban :
Ada
Referensi :
Hamisy Nashoih Al ‘Ibad hal :24-25
هامش نصائح العباد (ص 24 – 25)
رَوَى أَحْمَدُ وَغَيْرُهُ حَدِيْثَ (جَدِّدُوْا إِيْمَانَكُمْ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ نُجَدِّدُ إِيْمَانَنَا قَالَ أَكْثِرُوْا مِنْ قَوْلِ لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ) وَرُوِيَ أَنَّ الشَّيْخَ أَبَا الرَّبِيْعِ الْماَلِقِيّ كَانَ عَلَى مَائِدَةِ طَعَامٍ وَكَانَ قَدْ ذَكَرَ لَا إِلَهَ اِلَّا اللهُ سَبْعِيْنَ أَلْفَ مَرَّةٍ وَكَانَ مَعَهُمْ عَلَى الْمَائِدَةِ شَابٌّ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ فَحِيْنَ مَدَّ يَدَهُ اِلَى الطَّعَامِ بَكَى وَامْتَنَعَ مِنَ الطَّعَامِ فَقَالَ لَهُ الْحَاضِرُوْنَ لِمَ تَبْكِىْ فَقَالَ أَرَى جَهَنَّمَ وَأَرَى أُمِّى فِيْهَا. قاَلَ الشَّيْخُ أَبُوْ الرَّبِيْعِ فَقُلْتُ فِىْ نَفْسِى اَللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّى قَدْ هَلَلْتُ هَذِهِ السَّبْعِيْنَ أَلْفًا وَقَدْ جَعَلْتُهَا عِتْقَ أُمِّ هَذَا الشَّابِّ مِنَ النَّارِ فَقَالَ الشَّابُ الْحمْدُ لِلَّهِ أَرَى أُمِّىْ قَدْ خَرَجَتْ مِنَ النَّارِ وَمَا أَدْرِىْ مَا سَبَبُ خُرُوْجِهَا وَجَعَلَ هُوَ يَتَهَيَّجُ وَأَكَلَ مَعَ الْجَمَاعَةِ وَهَذَا التَّهْلِيْلُ بِهَذَا الْعَدَدِ يُسَمَّى عِتَاقَةً صُغْرَى كَمَا أَنَّ سُوْرَةَ الصَّمَدِيَّةِ اِذَا قُرِئَتْ وَبَلَغَتْ مِائَةَ اَلْفِ مَرَّةٍ تُسَمَّى عِتَاقَةً كُبْرَى وَلَوْ فِىْ سِنِيْنَ عَدِيْدَةٍ فَإِنَّ الْمُوَالَاةَ لَا تُشْتَرَطُ اهـ
Artinya :Imam Ahmad dan yang lainnya meriwayatkan hadits
“perbaharuilah imanmu, diucapkan “Wahai Rasulullah bagaimana cara kita
meperbaharui iman kita, Nabi bersabda perbanyaklah mengucapkan لا إله الا الله”, diriwayatkan
bahwa Syekh Aba Rabi’ Al-Maliqi berada di tempat hidangan makanan, dan beliau
membaca لا إله الا الله tujuh puluh ribu kali, dan ketika itu terdapat seorang pemuda
dari ahli mukasyafah. Ketika ia akan mengambil makanan, ia menangis dan tidak
mau makan, kemudian para hadirin bertanya “Kenapa engkau menangis”. Ia menjawab
“ Saya melihat neraka jahanam dan saya melihat ibu saya di dalamnya. Syekh Aba
Rabi’ Al-Maliqi berkata “ Dalam hatiku saya berkata “Ya Allah Engkau tahu bahwa
saya telah membaca tahlil tujuh puluh kali, dan kujadikan tahlil tadi untuk
memerdekakan ibu pemuda ini dari neraka, kemudian pemuda tersebut berkata “ Al-hamdulillah
ibuku telah keluar dari neraka, dan saya tidak tahu penyebabnya”, kemudian pemuda itu bangun dan ikut makan
bersama dengan jamaah. Tahlil dengan jumlah tersebut dinamakan Itaqoh Shugro
(merdeka kecil), seperti surat Somadiyah ketika dibaca mencapai seratus ribu
kali dinamakan Itaqoh kubro (merdeka besar), meskipun dalam beberapa tahun. Karena
terus menerus itu tidak dipersyaratkan.
0 komentar:
Post a Comment