![]() |
Sumber Gambar: Jakarta.go.id |
Habis kikis
Segera cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Di mana engkau
Rupa tiada
Suara sayup
Hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu
Bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
Sayang berulang padamu jua
Engkau pelik menarik ingin
Serupa dara dibalik tirai
Kasihmu sunyi
Menunggu seorang diri
Lalu waktu - bukan giliranku
Matahari - bukan kawanku.
(Amir Hamzah)
Beliau lahir 28 Februari 1911 di Tanjungpura, Langkat, Sumatera Utara, terbunuh dalam revolusi sosial 16 Maret 1946 di Langkat, Sumatera Utara.
Pendidikannya: tamat HIS (sekolah anak-anak Indonesia dengan bahasa pengantara bahasa Belanda), lalu ke Medan dan ke Jakarta (mungkin 1928) sekolah di Sekolah lanjutan Pertama Kristen (2 tahun), kemudian belajar di Sekolah Lanjutan Atas Solo, Jawa Tengah (mungkin antara 1929-1932). Kembali ke Jakarta, masuk Sekolah Tinggi Hukum, sampai lulus sarjana muda, tapi tidak tamat.
Sumber: Jendela Sastra
0 komentar:
Post a Comment