18 October 2016

Mengatasi Duka Kehilangan dengan Menulis

Bagi Sarah Ivens, menulis tak sekedar membuat catatan biasa. Menulis adalah terapi atau obat ketika ia merasakan duka akibat kematian bayinya. Bayinya yang diberi nama Veronica meninggal dunia karena terlilit tali pusar.

Saat itu, Sarah mengalami kesedihan yang teramat dalam. Veronica adalah bayi yang sangat dinanti Sarah dan suaminya.
Sejak kehilangan itu, sangat sulit bagi Sarah untuk terbuka dengan teman dekat maupun keluarganya. Sebagai penulis lepas, ia kemudian banyak membaca banyak kisah wanita lainnya.

Sarah ternyata tak sendirian. Banyak wanita lain yang mengalami peristiwa menyakitkan seperti dirinya. Sarah pun akhirnya terdorong untuk menulis.

Sebuah pena dan kertas menjadi alat baginya untuk berkomunikasi. Ia mulai meluapkan segala perasaannya dan pikirannya melalui tulisan. Sarah mengatakan, apa yang dilakukannya disebut dengan scripto-therapy.

Ia mulai terbuka dengan menulis, tanpa perlu khawatir ada seseorang yang menghakimi. "Saya kehilangan bayi saya saat 14 minggu dan menulis tentang hal itu membantu saya keluar dari keputusasaan," kata Sarah seperti dikutip dari Telegraph.co.uk.

Dari pengalamannya itu, Sarah pun pernah menggelar workshop penulisan untuk wanita yang kehilangan bayi saat kehamilan atau kehilangan anak. Mereka saling berbagi tangis, tertawa, berbagi cerita lewat tulisan, saling memahami, dan akhirnya saling menguatkan.

Dalam penelitian di University of Auckland juga mengungkapkan, menulis pengalaman traumatis dapat mempercepat penyembuhan luka. Sebuah teori pun menyebutkan, menulis dengan emosi dapat melepaskan stres sehingga memperbaiki sistem imun tubuh.

Penulis: Dian Maharani
Editor: Lusia Kus Anna

Sumber: Kompas

Mengatasi Duka Kehilangan dengan Menulis Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Gubuk Lentera