Rembang - Di kalangan Nahdlatul Ulama berlaku pameo, jika tidak ada guyonan atau ledekan, maka itu bukan pertemuannya NU. Demikiian lekat pameo itu melekat NU, sehingga bisa dipastikan setiap ada pertemuan ulama atau para kiai NU, pasti ada humor segar yang terlontar. Spontan dan tentu saja menggelikan.
Seperti terjadi di acara Silaturahim Nasional Alim Ulama Nusantara yang diadakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Ponpes Al Anwar, Sarang, Rembang, Kamis (16/3. Meski masalah yang dibahas para kiai khos (kiai sepuh) NU adalah masalah genting negara dan bangsa, tetap saja terjadi ger-geran karena adanya guyonan yang dilontarkan.
Bahkan guyonan itu juga terjadi ketika pembacaan naskah deklarasi hasil pertemuan yang dinamai Risalah Sarang. Di penghujung acara, ketika para kiai mendapuk Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri untuk membacakan naskah risalah, mantan Rais Am PBNU yang biasa dipanggil Gus Mus ini pun membacakan naskah dengan gaya pidatonya yang puitis.
Dengan nada sastra yang tartil, ia membacakan mukaddimah yang berisi ayat ayat suci Al-Qur’an. Rangkaian ayat yang dikutip dari naskah Muqoddimah Qonun Asasi NU yang disusun Hadratusyekh KH Hasyim Asyari, dibacakan Gus Mus dengan penuh khidmat. Hadirin dan para wartawan pun seksama mendengarkan, seraya merekam suara atau merekam video dengan kamera profesional atau smarthphone masing masing.
Tiba tiba, pengasuh Ponpes Roudlotut Tholibin ini nyeletuk: "WAH, di sini gak ada Al Maidah ini...."
Spontan hadirin pun tertawa; "Gerrr... Hahahaa...."
Beberapa orang di barisan belakang menyeletuk: Wah, ini menohok ini... Hehehe....
Dan Gus Mus pun melanjutkan membaca poin-poin naskah risalah itu sambil sesekali melontarkan canda. Seperti ketika membacakan tentang komitmen terhadap NKRI, kiai yang pandai bersyair ini mencandai tuan rumah, Kiai Maimun Zubair.
Mbah Maimun itu suka menyebut saya orang NU nomor satu. Karena saya dinilai selalu menomorsatukan NU. Sedangkan bagi beliau, nomor satu itu Garuda Pancasila, nomor dua baru NU. Tapi saya kan selalu bilang bahwa NU itu selalu ada dan selalu berada di depan untuk NKRI. Jadi tetap saja Republik Indonesia adalah nomor satu.
"Gerrrr..." lagi lagi hadirin tertawa. Mbah Maimun yang persis berada di sampingnya ikut terkekeh meski tak sampai bersuara.
Wah...mbulet tenan iki, sahut seorang peserta Silatnas. (Ichwan/Abdullah Alawi)
Sumber: NU Online
0 komentar:
Post a Comment